Senin, 27 Agustus 2018

MERDEKA ITU BEBAS DARI SAMPAH

Print Friendly and PDF

UPT. PERSAMPAHAN - Sampah memang merupakan persoalan yang sangat klasik di negeri ini. Rasanya sangat sulit untuk menyelesaikan permasalahan tentang sampah di Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa total sampah di Indonesia mencapai 187,2 juta ton per tahun. Sementara setiap harinya Indonesia bisa memproduksi sampah sampai dengan 65 juta ton setiap harinya. Secara tidak langsung kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia sedang darurat sampah.



Sampah-sampah yang berjumlah sangat besar itu berasal dari: 1/ Sampah organik, yaitu sampah-sampah yang dihasilkan dari bahanbahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba. Contohnya adalah sampah-sampah rumah tangga (sampah dapur), dan sampah-sampah dari pasar tradisional. 2/ Sampah Anorganik, sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati yang sangat sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi. Contohnya adalah sampah plastik, kertas, logam, kaca. Selain sampah, ternyata juga banyak limbah cair, gas, dan padat yang juga merupakan sisa-sisa produksi dari gedung-gedung tinggi dan pabrik-pabrik.
Lalu kemana larinya sampah dan limbah itu? Siapa yang mengolah sampah dan limbah itu?
Sebagian besar dari kita pasti banyak yang menggunakan jasa petugas kebersihan untuk mengangkut sampah-sampah rumah tangga yang kita hasilkan. Nah, para petugas kebersihan tersebut mengumpulkan sampah-sampah tersebut di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang biasanya ada di setiap kelurahan. Setelah itu banyak para pemulung yang melakukan pemilahan, antara sampah plastik yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang sudah tidak memiliki daya guna. Setelah dilakukan pemilihan, barulah sampah yang tak memiliki daya guna lagi diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Namun, banyak juga sampah yang nasibnya berakhir di sungai, bahkan berakhir di laut, karena kurangnya kesadaran masyarakat kita. Sampah yang berakhir dilaut akan terbawa oleh arus laut dan terakumulasi menjadi tumpukan sampah yang terperangkap di Samudera Pasifik. Jika sudah ada banyak sampah yang mengandung banyak unsur kimia di laut, akan sangat berbahaya bagi ekosistem laut, terutama ikan-ikan laut. Sampah tersebut akan memiliki kemungkinan besar termakan oleh ikan laut.
Karena melihat keadaan Indonesia yang sudah darurat sampah, para pemuda Indonesia tak hanya tinggal diam. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam bergerak.bebassampah.id mengadakan sebuah garakan untuk Indonesia, yaitu #BebasSampah2020. Bergerak.bebassampah.id juga merupakan wadah partisipatif yang memfasilitasi peran serta banyak pihak yang mau bergerak untuk menyelesaikan tantangan pesoalan sampah di Indonesia.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga menargetkan Indonesia juga dapat bersih dari sampah, maka bergerak.bebassampah.id juga memiliki asa yang sejalan dengan pemerintah.
Menuju Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) bergerak.bebassampah.id juga mengadakan gerakan, yaitu PEduli SAmpah Nasional atau #PESAN2018 yaitu gerakan yang mengajak seluruh masyarakat di Indonesia untuk lebih peduli lagi dengan lingkungannya.
Bergerak.bebassampah.id juga telah menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk sama-sama berjalan menuju Indonesia bebas sampah tahun 2020.
Tak hanya menggandeng pemerintah, namun bergerak.bebassampah.id juga melakukan aksi nyata dengan cara memberikan penyuluhan langsung dari rumah ke rumah di beberapa tempat di Indonesia. Mereka berharap dengan adanya edukasi secara langsung, akan memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Gerakan anak muda yang seperti ini yang sebenarnya akan memberikan dampak yang besar bagi perubahan Indonesia. Yang terpenting adalah kita sebagai Indonesia mau bergerak untuk Indonesia. Pertanyaannya adalah apakah kamu Indonesia dan mau bergerak untuk Indonesia?
Sumber : GoodNews From Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar